kata mutiara al hikam arab

Ditulisdalam gaya bahasa aporisma yang indah tanpa menggusur kedalaman pesan yang ingin disampaikan, Al-Hikam yang ditulis Ibnu Atha'illah. Al-Hikam Mutiara Pemikiran Sufistik Ibnu Atha'illah as-Sakandari. Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin. Zaenal Muttaqin. Download Download PDF. Cariarti dan inspirasi rangkaian nama Jauria beserta artinya dalam bahasa Arab pada daftar berikut: Rangkaian Nama Jauria Sebagai Nama Depan [2-3-4 Kata] 1. Jauria Ilah: nama yang artinya berharga dan taat beragama. Jauria: [1] Permata [2] Mutiara (Arab) Ilah: [1] Dewa [2] Pujaan [3] Tuhan [4] Sesembahan (Arab) 2. Bagianda yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren sudah barang tentu tidak asing lagi denganpeljaran hafalan kata mutiara bahasa arab yang sering disebut dengan. Kata kata mutiara bahasa arabrate this post dibawah ini adalah beberapa contoh kata kata mutiara bahasa arab namun tulisan dalam halaman ini sedikit kacau saat. Banyak sekali 20Kata Mutiara Bahasa Arab tentang Ilmu dan Artinya Source: 4.bp.blogspot.com. Kata Mutiara Bahasa Arab - Katapos Source: i0.wp.com. Misaki: Kata Mutiara Kitab Al Hikam Source: i.pinimg.com. Misaki: Kata Mutiara Kitab Al Hikam Source: cf.shopee.co.id. MUTIARA HIKMAH AL HIKAM (Syekh Ibnu Athoillah) - Motivasi Source: 2.bp.blogspot.com Adabanyak kata mutiara (hikmah) yang ada dalam kitab Al-Hikam. Berikut ini adalah beberapa hikmah Al-Hikam beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia: Hikmah ke-1: Tanda Bergantung Pada Amal Kein Mann Will Mich Näher Kennenlernen. Kata-kata bijak Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam kitab Al-Hikam teks arab dan artinya, seperti syair Jalaluddin Rumi dalam kitab Al-Majalis as-Sab’ah – Kitab Al-Hikam merupakan karya Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari yang berisi maqolah atau kata-kata bijak Ibnu Atha’illah tentang kehidupan. Selain itu maqolah kitab al-hikam seperti syair dalam bahasa arab. Sebagaimana Jalaluddin Rumi dalam kitab Al-Majalis as-Sab’ah yakni kitab yang berisi tentang kumpulan nasihat. Jadi kitab al-hikam ini selain kata-kata bijak Ibnu Atha’illah merupakan laku, jalan atau tarekat dalam kajian ilmu tasawuf. Kitab al-hikam memiliki beragam kandungan tentang kehidupan baik tentang sabar, syukur, amal dan makrifat. Berikut ini kata-kata bijak Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam kitab al-hikam teks arab, latin dan artinya مِنْ عَلاَ مَةِ اْلاِعْـتِــمَادِ عَلَى الْعَمَلِ، نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُـودِ الزّ َلَلِ Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya, adalah kurangnya ar-raja’ rasa harap kepada rahmat Allah tatkala ia mengalami kegagalan dosa إِرَ ادَ تُــكَ الـتَّجْرِ يْدَ مَـعَ إِقَامَـةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ اْلأَسْبَابِ مِنَ الشَّـهْـوَ ةِ الْخَفِـيـَّةِ وَ إِرَادَ تُـكَ اْلأَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللَّهِ إِ يَّـاكَ فيِ الـتَّجْرِ يْدِ اِنحِطَاطٌ مِنَ الْهِمَّةِ الْعَـلِـيـَّةِ Keinginanmu untuk tajrid meninggalkan keinginan duniawi, sementara Allah masih menetapkan engkau di dalam asbab usaha di dunia, merupakan syahwat yang tersamar halus. Dan keinginanmu kepada asbab, pada saat Allah sudah menegakkan engkau dalam tajrid, merupakan suatu kejatuhan dari himmah tekad spiritual yang tinggi سَـوَ ابِـقُ الْهِمَمِ لاَ تَخـْرِقُ أَسْوَارَ اْلأَقْدَارِ Keinginanmu yang kuat tidak akan mampu menembus dinding takdir أَرِحْ نــَفْسَـكَ مِنَ الـتَّدْبِــيْرِ، فَمَا قَامَ بِـهِ غَيْرُ كَ عَـنْكَ لاَ تَـقُمْ بِـهِ لِنَفْسِكَ Istirahatkan dirimu dari kerisauan kebutuhan duniamu. Sebab apa yang dijamin untukmu sudah dijamin Allah, janganlah engkau sibuk memikirkannya اِجْتِهَادُكَ فِيمَا ضُمِنَ لَكَ، وَ تـَقْصِيْرُكَ فِيمَا طُلِبَ مِنْكَ، دَ لِيلٌ عَلَى انـــْطِمَاسِ الْــبَصِيْرةِ مِنْكَ Kesungguhanmu mengejar apa yang sudah dijamin untukmu oleh Allah dan kelalaianmu menjalankan kewajiban yang diamanatkan kepadamu, membuktikan butanya mata hatimu لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ؛ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ Terlambatnya pemberian Allah, mesi sudah memohon berulang-ulang, janganlah membuatmu patah harapan. Karena Dia telah menjamin untuk mengabulkan permintaanmu sesuai dengan yang Dia pilihkan untukmu, bukan menurut keinginanmu sendiri. Juga dalam waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan لاَ يـُشَـكِّكَــنَّكَ فيِ الْـوَعْدِ عَدَمُ وُقُــوْعِ الْـمَـوْعُـوْدِ ، وَ إِنْ تَـعَـيَّنِ زَمَنُهُ ؛ لِئَـلاَّ يـَكُوْنَ ذَ لِكَ قَدْحًـا فيِ بَـصِيْرَ تِـكَ ، وَ إِخْمَـادً ا لِـنُورِ سَرِ يـْرَ تِـكَ Tidak dipenuhinya yang dijanjikan Allah, janganlah sampai membuatmu ragu terhadap janji Allah. Hal ini agar tidak mengaburkan pandangan mata hatimu dan memadamkan cahaya hatimu إِذَا فَتَحَ لَـكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّفِ فَلاَ تُبــَالِ مَعَهَا أِنْ قَلَّ عَمَلُكَ فَإِنَّـهُ مَا فَـتَـحَهَا لَكَ إِلاَّ وَهُوَ يُرِ يْدُ أَنْ يَـتَـعَرَّفَ إِلَيكَ. أَلَمْ تَـعْلَمْ أَنَّ الـتَّــعَرُّفَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ، وَاْلأَعْمَالُ أَنْتَ مُــهْدِ يْــهَا إِلَـيْهِ، وَأَيــْنَ مَا تُــهْدِ يْهِ إِلَـيْهِ مِمَّا هُـوَ مُوْرِدُهُ عَلَـيْكَ Apabila Allah telah membukakan salah satu jalan makrifat mengenal Allah untukmu, maka jangan hiraukan mengapa itu terjadi, meski amalmu masih sangat sedikit. Allah membukakan pintu itu untukmu hanyalah karena Dia ingin memperkenalkan diri kepedamu. Tidaklah engkau mengerti, bahwa makrifat itu merupakan anugerah-Nya kepadamu. Sedang engkau mempersembahkan amal-amalmu kepada-Nya. Maka apalah arti apa yang engkau persembahkan kepada-Nya itu dengan apa yang dianugerahkan oleh Allah kepadamu تَـنَوَّعَتْ أَجْنَاسُ اْلأَعْمَالِ لِـتَـنَوُّعِ وَارِدَاتِ اْلأَحْوَالِ Amal itu beragam, lantaran beragamnya keadaan yang menyelinap ke dalam hati اَلْأَعْمَالُ صُوَرٌ قَائِمَةٌ، وَأَرْوَاحُـهَا وُجُوْدُ سِرِّ اْلإِخْلاَصِ فِيهَا Amal itu merupakan kerangka yang tetap tidak bergerak, dan ruhnya ialah keikhlasan yang ada melekat padanya مااَرادتْ هِمّـَة ُ سالكٍ ان تقِفَ عِندَما كُشِفَ لهاَ الاَّونادَتـْهُ هَوَاتِفُ الحقيقَةِ الَّذى تطْلُبُهُ امامكَ وَلاَ تبَرَّجَتْ ظَواهِرُالمكوّناتِ الاَّ ونادتكَ حقاَءـقهاَ انَّما نحنُ فِتنةٌ فلا تـكفـُرْ Tiada kehendak dan semangat orang salik yang mengembara menuju kepada Allah untuk berhenti ketika terbuka baginya sebagian yang gaib, melainkan segera diperingatkan oleh suara hakikat. Bukan itu tujuan, dan teruslah mengembara berjalan menuju ke depan. Demikian pula tiada tampak baginya keindahan alam, melainkan diperingatkan oleh hakikatnya Bahwa kami semata-mata sebagai ujian, maka janganlah tertipu hingga menjadi kafir لاتَطلُبْ منهُ ان يُخرِجكَ من حالةٍ ليَسْتعملكَ فيماَ سِواها فلوارَادكَ لاسْتَعْملك من غير اِخرَاجٍ Jangan engkau meminta kepada Allah supaya dipindahkan dari suatu masalah kepada masalah yang lain, sebab sekiranya Allah menghendakinya tentu telah memindahkanmu, tanpa mengubah keadaan yang terdahulu اِحالتكَ الاَعمالِ علىٰ وجودِ الفراغِ من رعوناتِ النـَّفـْسِ Menunda amal perbuatan kebaikan karena menanti kesempatan lebih baik, suatu tanda kebodohan yang mempengaruhi jiwa ماتركَ من الجهلِ شيْـءـاًمن ارادَ ان يُحدِثَ فى الوَقتِ غيرَمااظهرهُ اللهُ فيهِ Tiada meninggalkan sedikitpun dari kebodohan, barangsiapa yang berusaha akan mengadakan sesuatu dalam suatu masa, selain dari apa yang dijadikan oleh Allah di dalam masa itu مِمَّايَدُلُّكَ على وجُودِ قهرِهِ سُبْحانهُ ان حجبكَ عَنهُ بما ليسَ بموجُودٍ معهُ Di antara bukti-bukti yang menunjukkan adanya kekuasaan Allah yang luar biasa, ialah dapat menghijab engkau dari pada melihat kepada-Nya dengan hijab tanpa wujud di sisi Allah الكَونُ كلُّهُ ظُلمة ٌ واِنّمَا اَناَرَهُ ظُهُورُالحَقِّ فيه فمن رأى الكَوْنَ ولم يَشْهَدْهُ فيهِ اوعِندهُ اوقَبْله اوبَعْدهُ فقد اَعوزَهُ وجودُ الانوَرِ وحُجِبتْ عَنه شموس المعارفِ بِسُحُبِ الاثارِ Alam itu semuanya dalam kegelapan, sedangkan yang meneranginya, hanya karena dhohirnya Al-haq Allah padanya, maka barangsiapa yang melihat alam, lantas tidak melihat Allah di dalamnya, atau di dekatnya, atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka sungguh ia telah disilaukan oleh nur cahaya, dan tertutup baginya surya nur-cahaya ma’rifat oleh tebalnya benda-benda alam ini Kata mutiara islami Ibnu Athaillah – Nama Ibnu Athaillah tentu sudah tidak asing lagi di kalangan kaum muslimin. Sosok kelahiran Alexandria, Mesir 648 H/1250 M ini memiliki nama lengkap Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari. Julukan As-Sakandari yang disematkan di namanya merujuk pada kota tempat kelahirannya. Sejak kecil, Ibnu Athaillah dikenal sangat gemar menuntut ilmu. Ia pernah berguru kepada beberapa ulama secara bertahap. Di antara gurunya itu adalah Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari pendiri tarekat Al-Syadzili, Abu Al-Hasan Al-Syadzili yang hidup pada masa Dinasti Mamluk. Dari sinilah ia kemudian juga dikenal sebagai salah satu tokoh sufi terkemuka dan memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di dunia islam. Ibnu Athaillah tergolong ulama yang produktif. Ada sekitar 20 kitab dari berbagai disiplin ilmu keislaman yang pernah ditulisnya. Mulai kitab dari bidang tasawuf, aqidah, tafsir, hadis, nahwu dan ushul fiqih. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam, karya monumentalnya yang memuat kumpulan kata kata mutiara hikmah. Pesan-pesan kebajikan dalam kitab Al-Hikam yang diungkapkan Ibnu Athaillah dalam bentuk redaksional singkat juga telah menarik perhatian sejumlah ulama untuk menguraikan maksudnya. Beberapa ulama yang telah mensyarah kitab Al-Hikam di antaranya adalah Muhammad bin Ibrahim bin Ibad ar-Rasyid Rundi, Ahmad ibnu Ajiba, dan Ahmad Zarruq. Kitab Al-Hikam ini bahkan telah menjadi salah satu kitab yang banyak dikaji di sebagian besar pesantren di Indonesia. Meski ia adalah salah satu tokoh sentral di sebuah tarekat, bukan berarti pengaruh pemikirannya hanya terbatas di dunia tarekat saja. Kitab-kitab karya Ibnu Athaillah telah dibaca secara luas oleh kaum muslimin dari berbagai kelompok, utamanya kitab Al-Hikam. Selama berabad-abad hingga sekarang, kitab Al-Hikam telah menjadi kitab yang sangat populer di dunia islam. Pesan-pesan nasehat yang terangkum dalam kitab ini menjadi pelita bagi orang-orang yang meniti jalan menuju Tuhan. Baca juga Kata mutiara islami Buya HAMKA Kata Bijak Islami Ibnu Athaillah Banyak sekali untaian kata kata hikmah penuh nasehat dari Ibnu Athaillah yang sangat bagus untuk disimak. Berikut ini kumpulan quote, kata kata mutiara islam dan kata kata bijak islam dari Ibnu Athaillah yang sarat dengan nasehat untuk kehidupan seorang muslim. Merdeka / budak Engkau merdeka dari apa yang tak kau inginkan. Engkau budak dari apa yang kau serakahi. – Ibnu Athaillah Umur Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah. – Ibnu Athaillah Bodoh Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang. – Ibnu Athaillah Jangan putus asa Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan. – Ibnu Athaillah Sudah baikkah kita? Bisa jadi kamu bukan orang yang benar-benar baik. Kamu kelihatan baik hanya karena kamu di antara orang-orang yang lebih buruk dibanding dirimu. – Ibnu Athaillah Kasih sayang Allah Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika bermaksiat. – Ibnu Athaillah Nilai kenikmatan Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada lenyap. – Ibnu Athaillah Menyadari Sebaik-baik waktumu adalah saat engkau menyadari kekuranganmu, dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu. – Ibnu Athaillah Shalat Shalat adalah pembersih hati dari kotoran dosa dan pembuka pintu keghaiban. – Ibnu Athaillah Merasa tawadhu Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia. Maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong. – Ibnu Athaillah Tanda kejahilan Jika engkau melihat seseorang selalu menjawab segala apa yang ditanyakan kepadanya, mengungkapkan segala apa yang disaksikannya, dan menyebut segala apa yang diketahuinya, maka ketahuilah bahwa itu tanda-tanda kejahilan kebodohan pada dirinya. – Ibnu Athaillah Menanam Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tidak ditanam maka hasilnya tidak akan sempurna. – Ibnu Athaillah Mencintai Seseorang tidak disebut mencintai kalau masih meminta sesuatu dari yang dicintai, namun orang-orang yang betul-betul mencintai ialah orang yang mau berkorban untukmu. Maka sesungguhnya orang yang mencintai ialah orang yang memberimu, bukan orang-orang yang minta diberi pemberianmu. – Ibnu Athaillah Tidak jujur kepada Allah Keinginanmu agar orang lain mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam menghambakan diri kepada Allah. – Ibnu Athaillah Mendekat Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, maka akan diseret agar mendekat kepada-Nya dengan rantai cobaan. – Ibnu Athaillah Hati yang mati Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau lewatkan, dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kau lakukan. – Ibnu Athaillah Lipatan Lipatan hakiki adalah kau melipat jarak dunia sehingga kau melihat akhirat lebih dekat ketimbang dirimu sendiri. – Ibnu Athaillah Bersandar pada amal Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja’ rasa harap kepada rahmat Allah di sisi alam yang fana. – Ibnu Athaillah Mesra dengan Allah Apabila Allah telah membuatmu jemu dengan makhluk, maka ketahuilah bahwa Dia hendak membukakan pintu kemesraan dengan-Nya. – Ibnu Athaillah Tak patut dijadikan panutan Jangan kau temani atau kau jadikan guru orang-orang yang perilakunya tidak membangkitkan kamu kepada Tuhan dan kata-katanya tidak menunjukkan kamu kepada Tuhan. – Ibnu Athaillah Keutamaan majelis ilmu Kau harus tetap menghadiri majelis ilmu meskipun masih melakukan maksiat. Jika hari ini tidak mendapatkan manfaat, mungkin esok kau akan mendapatkannya. Ketahuilah, satu kali duduk di majelis seorang ulama yang tulus, dapat membuatmu berubah dari sosok pelaku maksiat menjadi hamba yang taat dan takut kepada Allah. – Ibnu Athaillah Orang awam dan orang alim Persahabatanmu dengan orang awam yang tidak merestui hawa nafsunya lebih baik dibandingkan persahabatan dengan pemuka agama yang merestui nafsunya. – Ibnu Athaillah Kesibukan dunia Istirahatkan dirimu atau pikiranmu dari kesibukan mengatur kebutuhan duniamu. Sebab, apa yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain kamu, tidak usah engkau sibuk memikirkannya. – Ibnu Athaillah Sang Pencipta alam Kau tunduk kepada alam selama belum melihat Penciptanya. Jika kau telah menyaksikan-Nya maka alam akan tunduk kepadamu. – Ibnu Athaillah Keikhlasan Amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna. – Ibnu Athaillah Jangan menunda Menunda beramal shalih untuk menantikan kesempatan yang lebih lapang termasuk tanda kebodohan jiwa. – Ibnu Athaillah Penyakit Kelezatan hawa nafsu yang sudah bersarang di kalbu merupakan penyakit kronis. – Ibnu Athaillah Orang lalai dan orang berakal Jika pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berpikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya. – Ibnu Athaillah Aneka ragam Beraneka ragamnya jenis amal perbuatan itu adalah karena bermacam-macamnya kondisi spiritual yang datang di dalam hati. – Ibnu Athaillah Tidak kekal Jika kau tidak ingin dipecat, jangan memangku jabatan yang tidak kekal. – Ibnu Athaillah Jangan menuntut Jangan kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. – Ibnu Athaillah Lebih baik Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik daripada taat yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong, atau membanggakan dirimu. – Ibnu Athaillah Takdir Pada setiap tarikan nafas, terdapat takdir Allah yang berlaku atas dirimu. – Ibnu Athaillah Memperturutkan hawa nafsu Diantara tanda seseorang mengikuti nawa nafsu adalah bersegera melakukan amaliyah-amaliyah yang sunnah namun malas menegakkan yang bersifat wajib. – Ibnu Athaillah Hanya angan Harapan adalah yang diikuti dengan tindakan. Jika tidak, maka itu hanyalah angan. – Ibnu Athaillah Bergantung pada amal Salah satu tanda seseorang hanya bergantung pada amal, bukan rahmat Allah, adalah berkurangnya harapan kepada Allah saat berbuat kesalahan. – Ibnu Athaillah Berkurang Tatkala berkurang apa yang membuatmu senang, maka berkuranglah pula apa yang kau sedihkan. – Ibnu Athaillah Kata Kata Islami Ibnu Athaillah Digerakkan Allah When Allah inspires your tongue to ask, know that He wants to give. – Ibnu Athaillah Bilamana Allah menggerakkan lidahmu untuk meminta, maka ketahuilah bahwa Allah ingin memberi. – Ibnu Athaillah Sulit dan mudah Nothing is difficult if you seek it through your lord. Nothing is easy if you seek it through yourself. – Ibnu Athaillah Tak ada yang sulit jika engkau mencarinya melalui Tuhanmu. Tak ada yang mudah jika engkau mencarinya melalui dirimu sendiri. – Ibnu Athaillah Mutiara tersembunyi God made you to be in the middle between the natural material nature and God’s angelic to introduce high foothold among creatures. You are pearl hidden in the skin of God’s creations. – Ibnu Athaillah Allah menjadikanmu berada di alam pertengahan antara alam materi dan malakut-Nya guna memperkenalkan tingginya kedudukanmu di antara makhluk. Kau adalah mutiara yang tersembunyi dalam kulit ciptaan-Nya. – Ibnu Athaillah Baca juga Kata mutiara islami Hasan Al-Bashri Itulah beberapa kata kata mutiara islam dari Ibnu Athaillah yang sangat indah dan memuat banyak hikmah dan nasehat. Semoga bermanfaat bagi kita untuk semakin lurus dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim. Jakarta - Ibnu Athaillah atau yang memiliki nama lengkap Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari merupakan seorang tokoh tarekat Syadziliyah yang sangat terkemuka dan berkontribusi besar dalam perkembangan ilmu tasawuf di dunia Islam. Sosok kelahiran Alexandria, Mesir 648 H/1250 M ini memiliki julukan As-Sakandari yang disematkan pada namanya merujuk pada kota tempat kelahirannya. Sejak kecil pun, Ibnu Athaillah dikenal sangat gemar menuntut ilmu. Ibnu Athaillah pernah berguru kepada beberapa ulama secara bertahap. Di antara gurunya itu adalah Abu Al-Abbas Ahmad bin Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari pendiri tarekat Al-Syadzili, Abu Al-Hasan Al-Syadzili yang hidup pada masa Dinasti Mamluk. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam, karya monumentalnya ini memuat kumpulan kata-kata mutiara hikmah. Pesan-pesan kebajikan dalam kitab Al-Hikam yang diungkapkan dalam bentuk redaksional singkat juga telah menarik perhatian sejumlah ulama untuk menguraikan maksudnya. Mengutip dari berbagai sumber, berikut 30 kata-kata mutiara islami dari Ibnu Athaillah, mengandung hikmah serta nasihat bagi kehidupan. Gus Baha Mengungkap Momen Langka Tatkala Malaikat Malik Tersenyum Saat Bertemu Nabi Muhammad SAW Dengki Dilarang dalam Islam tapi Boleh Iri kepada 3 Golongan Ini, Siapa Mereka? Banjir dan Longsor Momok Menakutkan, Ketahui Fatwa MUI tentang Perusakan Hutan Saksikan Video Pilihan iniBayi raksasa berjenis kelamin perempuan itu dilahirkan dengan bobot 5,8 kilogram di Majenang, Cilacap Engkau merdeka dari apa yang tak kau inginkan. Engkau budak dari apa yang kau serakahi. Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah. Sebodoh-bodoh manusia adalah orang yang meninggalkan keyakinannya karena mengikuti sangkaan orang-orang. Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kau inginkan. Bisa jadi kamu bukan orang yang benar-benar baik. Kamu kelihatan baik hanya karena kamu di antara orang-orang yang lebih buruk dibanding dirimu. Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada lenyap. Sebaik-baik waktumu adalah saat engkau menyadari kekuranganmu, dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu. Siapa yang merasa dirinya tawadhu, berarti ia sombong, karena tawadhu tidak muncul dari orang yang merasa mulia. Maka dari itu, ketika kau merasa mulia, berarti kau telah sombong. Jika engkau melihat seseorang selalu menjawab segala apa yang ditanyakan kepadanya, mengungkapkan segala apa yang disaksikannya, dan menyebut segala apa yang diketahuinya, maka ketahuilah bahwa itu tanda-tanda kejahilan kebodohan pada dirinya. Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tidak ditanam maka hasilnya tidak akan sempurna. Seseorang tidak disebut mencintai kalau masih meminta sesuatu dari yang dicintai, namun orang-orang yang betul-betul mencintai ialah orang yang mau berkorban untukmu. Maka sesungguhnya orang yang mencintai ialah orang yang memberimu, bukan orang-orang yang minta diberi pemberianmu. Keinginanmu agar orang lain mengetahui keistimewaanmu adalah bukti ketidakjujuranmu dalam menghambakan diri kepada Allah. Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, maka akan diseret agar mendekat kepada-Nya dengan rantai cobaan. Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau lewatkan, dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kau lakukan. Di antara tanda-tanda orang yang senantiasa bersandar kepada amal-amalnya adalah kurangnya ar-raja’ rasa harap kepada rahmat Allah di sisi alam yang fana. Apabila Allah telah membuatmu jemu dengan makhluk, maka ketahuilah bahwa Dia hendak membukakan pintu kemesraan dengan-Nya. Jangan kau temani atau kau jadikan guru orang-orang yang perilakunya tidak membangkitkan kamu kepada Tuhan dan kata-katanya tidak menunjukkan kamu kepada Tuhan. Persahabatanmu dengan orang awam yang tidak merestui hawa nafsunya lebih baik dibandingkan persahabatan dengan pemuka agama yang merestui nafsunya. Istirahatkan dirimu atau pikiranmu dari kesibukan mengatur kebutuhan duniamu. Sebab, apa yang sudah dijamin diselesaikan oleh selain kamu, tidak usah engkau sibuk memikirkannya. Kau tunduk kepada alam selama belum melihat Penciptanya. Jika kau telah menyaksikan-Nya maka alam akan tunduk kepadamu. Amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna. Jika pagi datang, orang yang lalai akan berpikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berpikir apa yang akan dilakukan Allah kepadanya. Jika kau tidak ingin dipecat, jangan memangku jabatan yang tidak kekal. Jangan kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik daripada taat yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong, atau membanggakan dirimu. Diantara tanda seseorang mengikuti hawa nafsu adalah bersegera melakukan amaliyah-amaliyah yang sunnah namun malas menegakkan yang bersifat wajib. Harapan adalah yang diikuti dengan tindakan. Jika tidak, maka itu hanyalah angan. Salah satu tanda seseorang hanya bergantung pada amal, bukan rahmat Allah, adalah berkurangnya harapan kepada Allah saat berbuat kesalahan. Bilamana Allah menggerakkan lidahmu untuk meminta, maka ketahuilah bahwa Allah ingin memberi. Tak ada yang sulit jika engkau mencarinya melalui Tuhanmu. Tak ada yang mudah jika engkau mencarinya melalui dirimu sendiri. Allah menjadikanmu berada di alam pertengahan antara alam materi dan malakut-Nya guna memperkenalkan tingginya kedudukanmu di antara makhluk. Kau adalah mutiara yang tersembunyi dalam kulit ciptaan-Nya. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Download Kitab Al Hikam Dan Terjemahannya PDF – silahkan pilih dari daftar isi ebook kitab al hikam dan terjemahannya bahasa indonesia beserta penjelasannya syarah matan lengkap dan bisa teman teman download gratis serta mudah proses downloadnya. Untuk melengkapi tema kita kali ini, teman teman juga bisa mengunduh beberapa kitab lainnya seperti kitab bulughul maram melalui link unduhan berikut “download bulughul maram“. Atau ingin memiliki kitab ratib al haddad, silahkan download melalui link berikut “download ratib al haddad pdf“. Kemudian ada lagi kitab masyur atau kitab yang terkenal dikalangan penuntut ilmu, yakni kitab tafsir jalalain, silahkan unduh melalui tautan berikut “download tafsir jalalain pdf“. Baik, tidak usah berlama-lama, langsung saja kita menuju tema pembahasan utamanya saja. Download Kitab Al Hikam LengkapDownload Kitab Syarah Matan Al Hikam LengkapSinopsis Kitab Al HikamProfil Biografi Ibnu Atha’illah as-Sakandari Disini teman teman mendapatkan berbagai versi link download, mulai dari kitab al hikam dan syarah kitab penjelasan volume 1, 2 dan seterusnya. Baik itu dalam tulisan dan bahasa Arab, Indonesia dan Inggris. Berikut ini daftarnya. Daftar Ebook Kitab Al Hikam Judul Kitab Al Hikam Bahasa Arab Penulis Ibnu Atha’illah as-Sakandari Sinopsis Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 6,78 Mb Link Download PDF Judul Kitab Al Hikam Bahasa Terjemahan Bahasa Indonesia Versi Dato’ Hj. Tuan Ibrahim bin Tuan Man Penulis Ibnu Atha’illah as-Sakandari Sinopsis Kitab Ilmu Tassawuf Type File Ebook File Size 10,5 Mb Link Download Ebook Judul Kitab Al Hikam Bahasa Terjemahan Bahasa Indonesia Versi Salim Bahreisy Penulis Ibnu Atha’illah as-Sakandari Sinopsis Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 58,55 Mb Link Download PDF Judul Kitab Al Hikam Bahasa Terjamahan Bahasa Inggris Penulis Ibnu Atha’illah as-Sakandari Sinopsis Kitab Ilmu Tassawuf Type File Ebook File Size 5,2 Mb Link Download Ebook Kemudian untuk teman teman yang ingin memiliki kitab syarah kitab penjelasan dari kitab utama al-Hikam Karya Ibnu Aha’illah As Sakandari, silahkan pilih dari daftar dibawah ini. Download Kitab Syarah Matan Al Hikam Lengkap Judul Kitab Syarah Al Hikam Cover Penulis Sayid Ramadan Al Buti Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 354,2 Kb Link Download PDF Judul Kitab Syarah Al Hikam Juz 1 Volume 1 Penulis Sayid Ramadan Al Buti Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File Ebook File Size 8,4 Mb Link Download Ebook Judul Kitab Syarah Al Hikam Juz 2 Volume 2 Penulis Sayid Ramadan Al Buti Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 984 kB Link Download PDF Judul Kitab Syarah Al Hikam Juz 3 Volume 3 Penulis Sayid Ramadan Al Buti Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File Ebook File Size 10,2 mB Link Download Ebook Judul Kitab Syarah Al Hikam Juz 4 Volume 4 Penulis Sayid Ramadan Al Buti Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 10,37 Mb Link Download PDF Judul Kitab Syarah Al Hikam Juz 5 Volume 5 Penulis Sayid Ramadan Al Buti Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File Ebook File Size 9,43 Mb Link DownloadEbook Judul Kitab Syarah Al Hikam Penulis Nuruddin Barikani Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 11,81 Mb Link Download PDF Judul Kitab Syarah Al Hikam Penulis Ali Baris Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 42,66 Mb Link Download PDF Judul Kitab Syarah Al Hikam Penulis Imam Abdul Halim Mahmud Sinopsis Syarah Kitab Ilmu Tassawuf Type File PDF File Size 8,42 Mb Link Download PDF Itu tadi beberapa file yang bisa teman teman download, selanjutnya mari kita sedikit mengulas tentang kitab beserta profil biografi penulisnya yakni Ibnu Atha’illah as-Sakandari. Sinopsis Kitab Al Hikam Kitab ini berisi banyak sekali kata kata hikmah atau kata kata mutiara yang sangat mendalam arti serta maknanya. Dan berikut ini beberapa cuplikan kitab al hikam terjemahan Bahasa Indonesia 1. Kitab Al Hikam Tentang Dia Terlihat dalam Segala Sesuatu كَيْفَ يُتَصَوَّرُ أَنْ يَحْجُبَهُ شَيءٌ وَهُوَ الَّذِي ظَهَرَ في كُلِّ شَيءٍ! Artinya Bagaimana mungkin dapat dibayangkan, kalau sesuatu mampu untuk menjadi hijab atas-Nya, padahal Dia-lah yang terlihat dalam segala sesuatu. 2. Kitab Al Hikam Tentang Bukti Kekuasaan Allah مِمّا يَدُلُّكَ عَلَى وُجُودِ قَهْرِهِ سُبْحانَهُ أَنْ حَجَبَكَ عَنْهُ بِما لَيْسَ بِمَوْجودٍ مَعَهُ. Terjemahannya Diantara bukti yang memperlihatkan adanya kekuasaan Allah yang maha suci adalah, bahwa Dia menghalangimu dari melihat-Nya dengan tabir yang tidak wujud di sisi-Sya 3. Kitab Al Hikam Tentang Alam dan Allah الكونُ كلُّهُ ظُلْمةٌ وإِنَّما أَنارَهُ ظُهورُ الحقِّ فيهِ. فَمَنْ رَأى الكَوْنَ وَلَمْ يَشْهَدْهُ فيهِ أَوْ عِنْدَهُ أَوْ قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَه فَقَدْ أَعْوَزَهُ وُجودُ الأَنْوارِ. وَحُجِبَتْ عَنْهُ شُموسُ المَعارِفِ بِسُحُبِ الآثارِ. Artinya Alam ini serba gelap, ia menjadi terang hanyalah karena menifestasi zhahir Allah di dalamnya. Siapa melihat alam, namun tidak menyaksikan Allah di dalam atau bersamanya, sebelum atau sesudahnya, maka ia sangat memerlukan cahaya, dan surya makrifat terhalang baginya oleh awan benda-benda alam 4. Kitāb āl ḥikām Tentāng ḥāti Bercāḥāyā كَيْفَ يُشْرِقُ قَلْبٌ؛ صُوَرُ الأَكْوانِ مُنْطَبِعَةٌ في مِرْآتهِ؟ أَمْ كَيْفَ يَرْحَلُ إلى اللهِ وَهُوَ مُكَبَّلٌ بِشَهْواتِهِ؟ أَمْ كَيْفَ يَطمَعُ أنْ يَدْخُلَ حَضْرَةَ اللهِ وَهُوَ لَمْ يَتَطَهَرْ مِنْ جَنْابِةِ غَفْلاتِهِ؟ أَمْ كَيْفَ يَرْجو أَنْ يَفْهَمَ دَقائِقَ الأَسْرارِ وَهُوَ لَمْ يَتُبْ مِنْ هَفْواتِهِ؟! Terjemahannya Bāgāimānā kālbu dāpāt bercāḥāyā, sementārā gāmbār-gāmbār duniāwi tetāp terlukis dālām cermin ḥāti itu? ātāu, bāgāimānā ḥāti dāpāt berāngkāt menuju āllāḥ, kārenā māsiḥ terbelenggu oleḥ syāḥwātnyā? ātāu, bāgāimānā mungkin seseorāng ākān āntusiās mengḥādāp keḥādirāt āllāḥ, pābilā ḥātinyā belum suci dāri “junub” kelālāiānnyā? ātāu bāgāimānā mungkin seorāng ḥāmbā bisā memāḥāmi kedālāmān berbāgāi rāḥāsiā, sementārā iā belum bertāubāt dāri kesālāḥānnyā? 5. Kitāb āl ḥikām Tentāng Rāḥāsiā Uzlāḥ ما نَفَعَ القَلْبَ شَيء مِثْلُ عُزْلةٍ يَدْخُلُ بِها مَيْدانَ فِكْرَةٍ. Artinya Tidāk ādā yāng lebiḥ bermānfāāt bāgi ḥāti sebāgāimānā uzlāḥ, kārenā dengān memāsuki uzlāḥ perenungān pikirān kitā jādi luās 6. Kitāb āl ḥikām Tentāng Tānām Beniḥ Dengān Mendālām ادْفِنْ وُجودَكَ في أَرْضِ الخُمولِ، فَما نَبَتَ مِمّا لَمْ يُدْفَنْ لا يَتِمُّ نِتاجُهُ. Terjemahannya Tānāmlāḥ wujudmu dālām bumi yāng tersembunyi āgār tidāk dikenāli orāng, kārenā sesuātu yāng tumbuḥ dāri beniḥ yāng tidāk ditānām, mākā buāḥnyā tidāk ākān sempurnā. 7. Kitab Al Hikam Tentang Rāgām āmāl تَنَوَّعَتْ أَجْناسُ الأَعْمالِ لَتَنَوُّعِ وارِداتِ الأَحْوالِ Artinya āmāl itu berāgām, lāntārān berāgāmnyā keādāān yāng menyelināp kedālām ḥāti jiwā. 8. Kitab Al Hikam Tentang āmāl ādālāḥ Sesuātu yāng Tetāp الأَعْمالُ صُوَرٌ قَائَمةٌ، وَأَرْواحُها وُجودُ سِرِّ الإِخْلاصِ فِيها. Terjemahannya āmāl itu merupākān gāmbārān yāng tetāp māti, tidāk bergerāk, dān ruḥnyā iālāḥ keikḥlāsān yāng ādā melekāt pādānyā. 9. Kitāb āl ḥikām Tentāng Yākin ākān Jānji āllāḥ لا يُشَكّكَنَّكَ في الوَعْدِ عَدَمُ وُقوعِ المَوْعودِ، وإنْ تَعَيَّنَ زَمَنُهُ؛ لِئَلّا يَكونَ ذلِكَ قَدْحاً في بَصيرَتِكَ وإخْماداً لِنُوْرِ سَريرَتِكَ. Arti Tidāk terlāksānānyā suātu yāng dijānjikān oleḥ āllāḥ, jāngānlāḥ sāmpāi membuātmu rāgu terḥādāp jājni āllāḥ itu. Ini āgār tidāk mengāburkān bāsḥirāḥ-mu pāndāngān mātā bātin dān memādāmkān nur cāḥāyā ḥātimu 10. Kitāb āl ḥikām Tentāng Pintu Mengenāl āllāḥ إذا فَتَحَ لَكَ وِجْهَةً مِنَ التَّعَرُّفِ فَلا تُبْالِ مَعَها إنْ قَلَّ عَمَلُكَ. فإِنّهُ ما فَتَحَها لَكَ إلا وَهُوَ يُريدُ أَنْ يَتَعَرَّفَ إِليْكَ؛ أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ التَّعَرُّفَ هُوَ مُوْرِدُهُ عَلَيْكَ والأَعْمالَ أَنْتَ مُهديها إلَيهِ. وَأَينَ ما تُهْديه إلَيهَ مِمَّا هُوُ مُوِرُدهُ عَلَيْكَ ؟! Terjemahan āpābilā āllāḥ telāḥ membukākān sālāḥ sātu jālān mākrifāt mengenāl āllāḥ bāgimu, mākā jāngān ḥirāukān mengāpā itu terjādi, wālāupun āmālmu māsiḥ sāngāt sedikik. āllāḥ membukākān pintu itu bāgimu ḥānyālāḥ kārenā Diā ingin memperkenālkān diri kepādāmu. Tidākkāḥ dirimu mengerti, bāḥwā mākrifāt itu merupākān ānugerāḥ-Nyā kepādāmu, Sedāng engkāu mempersembāḥkān āmāl-āmālmu kepādā-Nyā.? Mākā āpālāḥ ārti āpā yāng engkāu persembāḥkān kepādā-Nyā itu dengān āpā yāng diānugrāḥkān oleḥ āllāḥ kepādāmu 11. Kitāb āl ḥikām Tentāng Butānyā Mātā ḥāti جْتِهادُكَ فيما ضُمِنَ لَكَ وَتَقصيرُكَ فيما طُلِبَ مِنْكَ دَليلٌ عَلى انْطِماسِ البَصيرَةِ مِنْكَ Terjemahannya Kesungguḥāmnu mengejār āpā yāng sudāḥ dijāmin untukmu oleḥ āllāḥ dān kelālāiānmu melāksānākān āpā yāng dibebānkān kepādāmu, itu merupākān tāndā butānyā bāsḥirāḥ mātā bātin 12. Kitāb āl ḥikām Tentāng Pemberiān āllāḥ لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ. Artinya Terlāmbāt dātāngnyā pemberiān āllāḥ, meski sudāḥ dimoḥonkān berulāng-ulāng, jāngānlāḥ buātmu pātāḥ ḥārāpān. Kārenā diā telāḥ menjāmin untuk mengābulkān permintāānmu sesuāi dengān āpā yāng Diā piliḥkān untukmu, bukān menurut keinginān engkāu sendiri. Jugā dālām wāktu yāng Diā keḥendāki, bukān pādā wāktu yāng engkāu inginkān 13. Kitāb āl ḥikām Tentāng Keinginān Yāng Kokoḥ سَوَابِقُ الهِمَمِ لا تَخْرِقُ أَسْوارَ الأَقْدارِ. Terjemahan ḥimmāḥ yāng kokoḥ tidāk ākān māmpu menembus dinding tākdir 14. Kitāb āl ḥikām Tentāng Mengātur Urusān Duniāwi أَرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبيرِ. فَما قامَ بِهِ غَيرُكَ عَنْكَ لا تَقُمْ بهِ لِنَفْسِكَ. Artinya Istirāḥātkānlāḥ dirimu dāri melākukān tādbir mengātur urusān duniāwi dengān susāḥ pāyāḥ. Kārenā, sesuātu yāng telāḥ diurus untukmu oleḥ selāin dirimu sudāḥ diurus oleḥ āllāḥ, tidāk perlu engkāu turut mengurusnyā 15. Kitāb āl ḥikām Tentāng Tāndā Bergāntung Pādā āmāl مِنْ عَلامَةِ الاعْتِمادِ عَلى العَمَلِ نُقْصانُ الرَّجاءِ عِنْدَ وُجودِ الزَّللِ. Terjemahannya Sālāḥ sātu tāndā bergāntungnyā seseorāng kepādā āmālnyā ādālāḥ kurāngnyā ḥārāpān terḥādāp rāḥmāt āllāḥ الرَّجاءِ sāāt iā mengālāmi kegāgālān dosā 16. Kitāb āl ḥikām Tentāng Keinginān Duniāwi إرادَتُكَ التَّجْريدَ مَعَ إقامَةِ اللهِ إيّاكَ في الأسْبابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الخَفيَّةِ، وإرادَتُكَ الأَسْبابَ مَعَ إقامَةِ اللهِ إيّاكَ فِي التَّجْريدِ انْحِطاطٌ عَنِ الهِمَّةِ العَلِيَّةِ. Artinya “Keinginānmu untuk tājrid menyepi ātāu meninggālkān keinginān duniāwi, termāsuk mencāri rezeki pādāḥāl āllāḥ telāḥ menetāpkān engkāu pādā āsbāb usāḥā, dimānā āllāḥ telāḥ membekāli mānusiā dengān sārānā pengḥidupān, ādālāḥ termāsuk dālām bisikān syāḥwāt yāng sāmār. Sebāliknyā, keinginānmu untuk melākukān āsbāb pādāḥāl āllāḥ telāḥ menempātkānmu pādā kedudukān tājrid, ādālāḥ suātu kemerosotān dāri ḥimmāḥ tekād spirituāl yāng luḥur.” Profil Biografi Ibnu Atha’illah as-Sakandari Sebagai seorang tokoh tarekat sufi yang namanya sudah sangat terkenal di kalangan muslim dunia termasuk di Indonesia. Nama Ibnu Atha’illah as-Sakandari pasti sudah tidak asing lagi di kalangan umat islam. Dan berikut ini profil atau biografi Ibnu Atha’illah as-Sakandari, Biografi Ibnu Atha’illah as-Sakandari Nama Lengkap Atha illah al-Iskandari al-Syadzili Nasab Taj al-Din Abu’l Fadl Ahmad ibn Muhammad ibn Abd al-Karim ibn Atha illah al-Iskandari al-Syadzili Tempat Lahir Iskandariah, Mesir Tanggal Kelahiran 648 Hijriah 1250 Masehi Meninggal Pada 1309 Masehi Di Kairo, Mesir Nama Julukan Al-Iskandari atau As-Sakandari Riwayat Pendidikan Belajar Pada Beberapa Syaikh Terkemuka, Salah Satunya Belajar pada Abu Al-Abbas Ahmad ibnu Ali Al-Anshari Al-Mursi. Aliran Mazhab Maliki Organisasi pengikut sekaligus tokoh tarikat Al-Syadzil Karya/Prestasi al-Hikam, Al-Tanwir fi Isqath Al-Tadbir, Unwan At-Taufiq fi’dab Al-Thariq, Miftah Al-Falah dan Al-Qaul Al-Mujarrad fil Al-Ism Al-Mufrad, Dll Itu tadi sekilas tentang Ibnu Atha’illah as-Sakandari yang merupakan penulis kitab Al Hikam yang sangat masyur/terkenal dikalangan umat islam terutama tarekat sufi. Khazanah literasi dalam sejarah peradaban Islam amatlah kaya. Ada banyak cendekiawan Muslim yang menghasilkan karya-karya bermutu tinggi. Buah pena mereka terus dibaca dan dikaji dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satu kitab yang monumental adalah Al-Hikam. Ini pada mulanya merupakan hasil pendiktean imla’ yang dilakukan sang penulis, Ibnu Atha’illah, kepada seorang santrinya, Taqiyyuddin as-Subki wafat 756 Hijriyah. Guru dan murid itu sama-sama bermazhab fikih Syafii. Belakangan, Ahmad Zarruq wafat 899 Hijriyah menemukan salinan hasil dikte tersebut dari seorang pakar hukum bermazhab Syafii, Syamsuddin as-Sakhawi pada 876 H di Kairo. Dari tangan guru Tarekat Syadziliyah itulah, Al-Hikam terus dipopulerkan. Bagaikan kerang yang amat berharga, Al-Hikam mengandung mutiara-mutiara hikmah yang menakjubkan. Begitu tinggi muatan nasihat di dalamnya, sampai-sampai banyak telaah syarh yang dibuat para ulama mengenai kitab tersebut. Ahmad Zarruq sendiri sudah menulis 30 syarh atas Al-Hikam. Menurut para sejarawan, kitab ini ditulis pertama kali ketika Ibnu Atha’illah masih berguru pada Syekh Abu al-Abbas al-Mursi pada 674 Hijriyah. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa Al-Hikam disusun dalam rentang masa 12 tahun. Victor Danner dalam buku Mistisisme Ibnu Atha’illah menjelaskan, kata hikam yang menjadi judul karya tersebut adalah bentuk jamak dari kata bahasa Arab, hikmah, yang berarti bijaksana.’ Isi Al-Hikam disusun dalam tiga bagian pokok, yakni aforisme, risalah, dan doa-doa. Ada sebanyak 262 aforisme dan 25 bab dalam keseluruhan buku tersebut. Bagaimanapun, versi awal Al-Hikam tidak tersusun ke dalam bab-bab. Para murid Ibnu Atha’illah-lah yang kemudian merasa perlu untuk merapikannya. Sebagai sebuah karya sastra, ia sangat kental dan dalam, menyimpulkan berbagai masalah dalam kehidupan dengan kalimat-kalimat yang bernas dan indah. Tema dasar Al-Hikam adalah makrifat dan tauhid. Tema dasar Al-Hikam adalah makrifat dan tauhid, yaitu bahwa Allah adalah Zat Yang al-Haq. Termasuk di dalamnya, petuah-petuah tentang membangun hubungan yang baik antara seorang hamba dan Rabbnya. Relasi hablum minaallah, hemat Ibnu Atha’illah, hanya bisa dibina secara ideal apabila manusia mampu mengendalikan hawa nafsunya. Berkata ia dalam Al-Hikam “Bagaimana sebuah hati akan bercahaya, kalau gambar benda-benda masih melekat pada cermin-cerminnya? Dan bagaimana seseorang akan berjalan menuju Allah, sedang ia masih terbelenggu oleh hawa nafsunya?” Ibnu Atha’illah beberapa kali menekankan bahwa kunci habluminallah yang ideal adalah ridha-Nya. Bukan seberapa sering seorang hamba mendirikan ibadah. Bukan pula kemuliaan seseorang di hadapan orang-orang lain. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa seorang ahli maksiat yang menyesali kelalaiannya itu lebih baik daripada sang ahli ibadah yang merasa sujud dan rukuknya adalah tiket masuk surga-Nya. Berkata Ibnu Atha’illah “Bisa jadi Allah membukakan bagimu pintu ketaatan dan tidak membukakan bagimu pintu penerimaan. Bisa jadi Dia memberikan padamu suatu dosa dan menyebabkanmu sampai ke hadirat-Nya. Bisa jadi suatu kemaksiatan yang melahirkan kehinaan dan ketergantungan terhadap Allah lebih baik dari suatu ketaatan yang melahirkan kebanggaan dan kesombongan.” Al-Hikam mewanti-wanti pentingnya hati yang bersih dari sifat-sifat takabur dan ujub. Maka dari itu, sang penulis Al-Hikam mewanti-wanti pentingnya hati yang bersih dari sifat-sifat takabur dan ujub berbangga diri. Kuncinya adalah tersingkirnya kesombongan dalam kalbu seorang hamba. Sebab, rasa cinta kepada Allah hanya bisa diperoleh melalui sikap berserah diri secara utuh tanpa paksaan, tanpa pura-pura. “Tuhanku. Betapa lembut Engkau padaku meski besarnya kebodohanku. Tuhanku. Betapa kasih Engkau padaku meski buruknya perbuatanku. Tuhanku. Betapa dekat Engkau padaku dan betapa jauh aku dari-Mu.” Masih banyak lagi mutiara-mutiara dan permata-permata berkilauan dalam Al-Hikam. Dengan membaca dan merenungi maknanya, insya Allah seorang Mukmin dapat lebih menyerap kekhusyukan, terutama ketika sedang memanjatkan doa dan harapan kepada-Nya. Melalui karyanya ini, Ibnu Atha’illah mengajak kita untuk tidak habis-habisnya merindu kepada Allah. Tuhanku, apakah yang bisa ditemukan oleh seseorang yang kehilangan-Mu? Dan apakah yang bisa hilang dari seseorang yang menemukan-Mu? Sebelum Al-Hikam, Ibnu Atha’illah telah menghasilkan beberapa karya, semisal Fushush al-Hikam. Namun, kandungan kitab ini agak berbeda, berisi topik-topik falsafi yang diuraikan melalui nama-nama para nabi. Lelaki kelahiran Iskandariah, Mesir, ini berpulang ke rahmatullah pada 13 Jumadil Akhir 709 Hijriyah atau 10 November 1309 M. Usianya “baru” mencapai 50 tahun ketika dirinya wafat. Namun, legasinya dalam dunia kepustakaan—terutama melalui Al-Hikam—menjadikan Ibnu Atha’illah terus hidup dan menginspirasi Muslimin masa kini dan mendatang.

kata mutiara al hikam arab