kata sapaan kepada saudara tua
Karenanya penggunaan kata sapaan di keseharian sebaiknya tidak secara asal-asalan. Kata sapaan harus disesuaikan dengan sosok orang yang disapa, serta tujuan dalam menyapa. Adapun beberapa jenis dan contoh kata sapaan berdasarkan tujuan penggunaannya adalah sebagai berikut. 1) Kata sapaan yang biasa dipakai menunjukkan hubungan kerabat.
Bentuksapaan dan rujukan dalam hal ini adalah merujuk kepada kata tertentu yang digunakan untuk menyapa orang lain dalam proses interaksi antar masyarakat. sapaan juga lazim dipakai oleh orang tua dan saudara-saudara mereka. Sapaan uju dan usu boleh mengganti nama seseorang. Dan sering kali sapaan ini dikekalkan dalam keluarga. Pada lapis
makitam, dan mak ongga untuk menyapa saudara lelaki ibu, sudah digantikan dengan sapaan om.Perubahan sapaan juga berlaku pada sapaan kepada kakak laki-laki dan perempuan kandung. Sapaan uni dan uniang digantikan dengan sapaan kakak, dan sapaan uda dan ajo digantikan dengan sapaan abang.Jika kakak laki-laki dan perempuan lebih dari satu orang, maka sapaannya ditandai dengan sapaan
Untuksaudara sulung ayah, saya panggil dengan bapa tua, saudara ayah urutan tiga dan empat saya panggil bapa tengah. Begitu juga berlaku untuk pasangan mereka kecuali bengkila yang cukup bengkila saja. Hal yang serupa juga mengikuti untuk saudara dari pihak ibu. Kakek dan nenek kata dasarnya adalah nini.
Pengertiankata sapaan berdasarkan hasil pencarian dari KBBI, sapa berarti ajakan untuk bercakap, teguran, atau ucapan. Serta kata atau frasa yang digunakan untuk saling merujuk dalam pembicaraan, dengan bentuk yang berbeda-beda menurut sifat hubungan para pelaku percakapan tersebut. Masih menurut KBBI, pengertian kata sapaan adalah kata yang
Kein Mann Will Mich Näher Kennenlernen. Om-om kelahiran 1997. Twitter DDYSTRN. Kelahiran 97 trending topic setelah akun twitter DDYSTRN memposting foto orang pacaran yang diambil dari akun sosial media TikTok. Pada foto itu, perempuan memberi caption “pacaran kok seumuran? Sama om om dong.” Perempuan kelahiran tahun 2003 itu menganggap pacarnya yang kelahiran 1997 sebagai om-om. Warganet twitter pun memberikan tanggapan beragam, seperti akun ditamoechtar mencuit “Kebangetan ni embrio. 97 dibilang om2. Yg kelahiran 80an apa? Artefak?” Mari kita coba telusuri asal-usul oom, om, dan om-om. Istilah om-om berasal dari sapaan om, dari bahasa Belanda, oom yang artinya paman. Pasangannya adalah tante, juga dari bahasa Belanda. KBBI mengartikan om sebagai “kakak atau adik laki-laki ayah atau ibu” dan “kata sapaan kepada orang laki-laki yang agak tua”. Menurut Nathanael Daldjoeni, kolomnis, dalam Dari Katabelece sampai Kakus Kumpulan Kolom Bahasa Kompas, panggilan om sebagai pengganti paman atau paklik bapak cilik, sapaan kepada adik laki-laki ibu atau ayah ada ceritanya sendiri. Di zaman Hindia Belanda, panggilan om dalam keluarga Jawa hanya berlaku bagi paman yang berpendidikan bahasa Belanda; begitu pula tante adalah pengganti bulik ibu cilik, sapaan kepada adik perempuan ibu atau ayah. Om dan tente tidak diberlakukan untuk pakde atau bude, seperti dalam bahasa Belanda. Bagi orang Belanda, om dan tante juga berlaku bagi kakak dan adik dari nenek. Badudu, ahli bahasa, dalam Pelik Pelik Bahasa Indonesia Tata Bahasa mencatat, karena pengaruh bahasa Belanda, kata-kata sapaan seperti oom menjadi om dan um di daerah Sunda, tante, broer, zus, opa, dan oma, banyak dipakai untuk menyapa seseorang. Selain itu, kata sapaan dari bahasa Belanda adalah meneer dan mevrouw. Firman Lubis, seorang dokter, dalam Jakarta 1950-an Kenangan Semasa Remaja, mengingat bahwa pada 1950-an, panggilan meneer dan mevrouw atau tuan dan nyonya karena pengaruh sisa peninggalan zaman Belanda masih banyak digunakan di Jakarta untuk memanggil lelaki atau perempuan dewasa golongan menengah ke atas, apalagi untuk orang Belanda dan Tionghoa kebelandaan. Panggilan bapak atau ibu belum lazim digunakan secara umum. Hanya untuk panggilan-panggilan kepada orang-orang tertentu, seperti guru. “Panggilan om dan tante hanya untuk mereka yang sudah kita kenal baik atau orang tua teman kita,” tulis Firman. Panggilan meneer dan mevrouw kemudian tidak digunakan. “Kata sapaan yang resmi, tuan dan nyonya kurang populer, kurang disenangi penggunaannya, mungkin karena terasa agak feodalistis,” tulis Badudu. Selain meneer dan mevrouw, kata sapaan lain yang juga tidak digunakan lagi adalah broer saudara laki-laki dan zus dari zuster saudara perempuan. Kini kata sapaan yang biasa digunakan dalam pergaulan adalah bro dari bahasa Inggris, brother. Sementara itu, sapaan om yang semula digunakan di lingkungan keluarga, kerabat, dan kolega, justru menjadi populer di masyarakat. Sastrawan dan budayawan Ajip Rosidi membahasnya dalam dua buku tentang bahasa, Badak Sunda dan Harimau Sunda Kegagalan Pelajaran Bahasa dan Bus Bis Bas Berbagai Masalah Bahasa Indonesia. Menurut Ajip, yang menarik dalam masyarakat, tanpa ada yang menyeponsori, menjadi populer penggunaan kata sapaan um atau om yang berasal dari bahasa Belanda, oom. Kata ini populer di kalangan bawah yang digunakan untuk menegur laki-laki siapa saja yang belum dikenal, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda dari si penegur. “Kita mendengar pedagang asongan menggunakan kata sapaan om untuk menyapa calon pembeli laki-laki yang ditawari dagangannya tanpa memperhatikan usianya,” tulis Ajip. Sedangkan kata tante yang setara dengan om yang juga dari bahasa Belanda, tidak mencapai popularitas yang sama dengan kata om, walaupun kata tante dipergunakan dalam masyarakat terutama di kalangan kaum menengah. Kalangan bawah tidak menggunakan kata sapaan tante buat perempuan. Mereka menggunakan kata ibu untuk menyapa perempuan. Anehnya, menurut Nathanael, pria dari Ambon dan Minahasa biasa dipanggil om, misalnya Om Jo J. Leimena dan Om Mononutu Arnold Mononutu. Ajip menambahkan bahwa sampai awal tahun 1950-an, kata om biasa dipakai untuk menyapa orang-orang Ambon yang banyak menjadi portir penjaga pintu bioskop di Jakarta –di samping digunakan di kalangan kaum menengah yang sedikit-sedikit masih berbahasa Belanda. “Kata om rasanya lebih demokratis daripada bapak. Pemakaian kata om yang dimulai di kalangan bawah, memperlihatkan bahwa di kalangan bawah ada kecenderungan hendak mempergunakan kata sapaan yang lebih demokratis, karena dapat digunakan kepada siapa saja,” tulis Ajip. Baca juga Riwayat Panggilan Hormat Pada Pejabat Namun, sekitar tahun 1970, orang enggan dipanggil om dan tante. “Ini bukan karena berjiwa nasionalis, tetapi akibat merajalelanya para om senang dan tante girang di perkotaan,” tulis Nathanael. Tante girang sudah masuk dalam KBBI, artinya “wanita setengah baya yang suka bersenang-senang dengan pemuda”. Kenapa om senang belum masuk KBBI? Christopher Torchia, editor The Associated Press, dalam Indonesian Idioms and Expressions Colloquial Indonesian at Work, mengartikan tante girang sebagai seorang wanita paruh baya yang mencari gigolo. Berbekal uang tunai dan hadiah, dia memikat pria muda ke dalam hubungan romantis. Beberapa istri orang kaya Indonesia menikmati kesenangan badan karena suami mereka mengabaikannya. Ketika pasangan mereka sibuk, mengapa tidak istri menyibukkan diri sendiri? Sedangkan om senang adalah seorang pria yang mencari rangsangan dari wanita yang lebih muda dengan harga tertentu. Menurut Torchia, kedua karakter tersebut om senang dan tante girang menonjol selama tahun 1970-an pada masa kejayaan ledakan ekonomi di Indonesia yang kaya minyak. Didorong oleh kenaikan harga minyak global, para elite memiliki banyak uang untuk dibelanjakan secara royal. “Beberapa orang yang tidak menyukai petualangan asmara, memperingatkan akan kemerosotan nilai-nilai keluarga dan pengabaian anak-anak,” tulis Torchia. Tampaknya sekarang sebutan om-om dapat digunakan juga untuk laki-laki yang usianya lebih tua dibandingkan dengan pasangannya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PENGGUNAAN KATA SAPAAN KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DI NAGARI SALIDOLEZIA MAHARANI 2010742002JURUSAN SASTRA DAERAH MINANGKABAUFAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALASABSTRAKTujuan dari penelian teoritis dari penelitian ini dapat menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu bahasa khususnya penggunaan kata sapaan yang ada di nagari Salido. Rumusan masalah dalam artikel ini adalah bagaimana menuggunakan kata sapaan kepada orang yang lebih tua di nagari Salido. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini menjelaskan penggunaan kata sapaan yang baik kepada orang yang lebih tua di nagari Salido. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa remaja kepada orang yang lebih tua di nagari Salido. Istilah sapaan tidak boleh digunakan secara sewenang-wenang atau sesuka hati, karena kata sapaan kepada orang yang dewasa haruslah sopan seperti dengan menggunakan istilah sapaan yang betul dan baik. Dengan demikian, kata yang diucapkan atau dilontarkan dapat menunjukkan rasa hormat dan mempunyai budi pekerti yang baik dan beradab, serta lebih mengeratkan tali kunci Kata Sapaan PENDAHULUANPenggunaan kata sapaan kepada orang yang lebih tua terikat pada adat-istiadat setempat, adat kesantunan, serta situasi dan kondisi percakapan. Setiap daerah memiliki kata sapaan yang berbeda. Kata sapaan pun beragam jenisnya dari yang memiliki fungsi menggantikan nama, hingga menunjukan status atau kedudukan seseorang. Penggunaan kata sapaan merupakan cara menghormati seseorang untuk mengeratkan hubungan kekeluargaan dan dijadikan sebagai contoh tauladan yang masalah dalam artikel ini adalah bagaimana menuggunakan kata sapaan kepada orang yang lebih tua di nagari Salido. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini menjelaskan penggunaan kata sapaan yang baik kepada orang yang lebih tua di nagari dari penelian teoritis dari penelitian ini dapat menambah wawasan dalam mengembangkan ilmu bahasa khususnya penggunaan kata sapaan yang ada di nagari Salido. Manfaat Praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman, tambahan pengetahuan, serta wawasan. Metode penilitianSumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil wawancara peneliti dengan beberapa remaja kepada orang yang lebih tua di nagari dan Pembahasan Istilah sapaan tidak boleh digunakan secara sewenang-wenang atau sesuka hati, karena kata sapaan kepada orang yang dewasa haruslah sopan yaitu dengan menggunakan istilah sapaan yang betul dan baik. Dengan demikian, kata yang diucapkan atau dilontarkan dapat menunjukkan rasa hormat dan mempunyai budi pekerti yang baik dan beradab, serta lebih mengeratkan tali adalah menyapa yang dilakukan secara langsung ketika berhadapan tatap muka maupun melalui media seperti telepon atau media lainnya. Selain penyapaan, kata sapaan yang digunakan sebagai pengacuan awal harus ditulis dengan huruf kapital. Berdasarkan penelitian, ditemukan penggunaan kata sapaan kepada orang yang lebih tua di nagari Salido, seperti; Akk, Abang, Pak, Uni, Etek, Ante Om dsb. Akak?Kata sapaan kepada saudara perempuan yang lebih tua, seperti “Kak kama kak?”.Abang Kata sapaan kepada saudara laki-laki yang lebih tua, seperti “Dima Bang”.Pak3. ApakKata sapaan kepada laki-laki yang lebih tua, seperti “Apo kaba Pak?, Lai sehat-sehat apak ko?.UniKata sapaan kepada orangyang lebih tua, seperti “Kama Ni?, Masih tampek yang lamo tingga Ni?.EtekKata sapaan kepada orangyang lebih tua, seperti “Kama Etek tu?, Alah makan Tek?AnteKata sapaan kepada orang yang lebih tua, seperti “Baa kaba Nte lai sehat Nte?"OmKata sapaan kepada orang yang lebih tua, seperti “Dari ma Om”?. Daftar Pustaka [1] [2] Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
NilaiJawabanSoal/Petunjuk KAK Kata sapaan kepada saudara tua AJO Kata sapaan untuk saudara laki-laki yang lebih tua di daerah Pariaman MAS Sapaan untuk laki-laki yang dianggap lebih tua di Jawa KAKAK Panggilan Untuk Perempuan Yang Usianya Lebih Tua ADANG Saudara tua dari ibu KI Kata sapaan kepada guru yang menjadi anutan Jawa NINI Kata sapaan kepada perempuan tua ABANG Saudara laki-laki yang lebih tua UAK Sapaan terhadap kakak dari ayah atau ibu BUNDA Orang tua perempuan BU Kata sapaan untuk orangtua perempuan MAMA Orang tua perempuan, ibu DIK Kata sapaan untuk saudara yang lebih muda EMPOK Kata sapaan untuk orang perempuan yang lebih tua Betawi KIAS Kata sapaan kepada orang tua-tua yang menjadi anutan Jawa BE Kata sapaan bagi orang tua laki- Iaki; pak; bapak PAPA 1 ayah; bapak; 2 sapaan kpd orang tua laki-laki MBAK Kata sapaan terhadap wanita yang lebih tua di daerah Jawa EMBAK Kata sapaan untuk kakak perempuan yang dirasa lebih tua usianya KANDA Kata sapaan hormat kepada kakak TANTE Panggilan Untuk Perempuan Yang Usianya Lebih Tua SAUDARI Saudara perempuan MENGGURUI Menjadikan dirinya sebagai guru dengan mengajari, menasihati, dsb saudara tidak perlu ~ kami; apa katamu, bergaul bebas tidak apa-apa, jangan ~ orang tua; ADIK Saudara muda BIBI Adik saudara muda perempuan ayah atau ibu
– Kehadiran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang sang buah hatinya. Sayangnya, tuntutan pekerjaan bisa membuat orang tua super sibuk dan jarang bisa menghabiskan banyak waktu bersama anak. Bahkan sampai untuk mengasuhnya. Ada cara jitu supaya tumbuh kembang anak tetap terjaga, namun  dapur tetap bisa “ngebul“. Zaman memang sudah berbeda. Orang tua harus cerdas dengan selalu mempelajari ilmu parenting di era seperti saat ini, sehingga tahu bagaimana cara mendidik yang tepat. Sibuk bekerja bukan berarti orang tua harus menggadaikan kebersamaan dengan anak. Orang tua harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan aktivitas bersama anak. Biasanya, jika kedua orang tua sibuk bekerja, anak akan dititipkan ke kakek-nenek, saudara, pengasuh, atau ke tempat penitipan anak. Ada tips yang setidaknya bisa dilakukan orang tua untuk tetap mengasuh anaknya dengan baik. “Dipastikan dulu jika orang tua bekerja anak harus dititipkan kepada orang yang dipercaya. Kata kuncinya orang yang dapat dipercaya, entah kakek, nenek, saudara, pengasuh, atau tempat penitipan,” papar psikolog anak sekaligus Kaprodi Pendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Sebelas Maret UNS Anayanti Rahmawati. Sebelum memutuskan memilih orang yang dipercaya untuk mengasuh anak, pastikan juga pengasuh juga bisa diajak kerja sama. Seperti soal makanan, apa yang boleh, dan tidak boleh dimakan. “Pengasuh harus dapat diajak kerja sama. Misalnya sudah ada aturan anak tidak boleh makan permen. Nah, itu pengasuhnya juga harus bisa diajak kerja sama supaya anak tidak makan permen,” jelas Ana sapaan akrabnya. Kemudian, perlu disadari bahwa anak bukanlah barang, yang jika dititipkan akan diam saja. Sehingga, orang tua juga harus menjalin kedekatan dengan pengasuhnya. Jika orang tua dekat secara emosional dengan pengasuh, harapannya pengasuh juga akan dekat secara emosional dengan anak. “Anak ini bukan barang, yang dititipkan, bayar, dan selesai. Jelas tidak. Kedekatan dengan pengasuh harus dijalin. Anak kan kadang manis, atau kadang rewel, nah makanya perlu menjalin kedekatan emosional dengan pengasuhnya,” ungkap Ana. Selanjutnya, terkait kebutuhan, anak pasti butuh makan, popok, ganti baju, susu, dan lain sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan ini yang juga harus disiapkan oleh orang tua. “Kebutuhannya harus disertakan. Jangan hanya menitipkan anaknya saja. Misalnya bajunya basah, baju ganti, ya harus disediakan. Jangan hanya pasrah saja,” bebernya. Orang tua juga harus mengerti konsekuensi, anak yang diasuh oleh orang tuanya sepanjang hari dan anak yang diasuh oleh kakek, nenek, saudara, pengasuh dan tempat penitipan. Tetap ada efek atau dampak yang pasti akan timbul. “Tentunya, ada dampaknya. Ada positif dan negatifnya. Positifnya anak akan lebih mandiri. Misalnya mau mengambil sesuatu, diminta untuk mengambil sendiri oleh pengasuhnya. Karena segan, akhirnya anak ambil sendiri. Beda jika dengan diasuh orang tua, karena anak secara emosional dekat dengan orang tua, justru apa-apa minta ke orang tua. Anak tentunya jadi lebih manja,” bebernya. Kemudian, efek negatifnya, perhatian dan kedekatan dengan anak jadi kurang. Namun, ini bisa disiasati dengan setelah pulang kerja, orang tua bisa memberikan waktu dan perhatian sepenuhnya untuk anak. kwl/nik Reporter Iwan Kawul – Kehadiran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang sang buah hatinya. Sayangnya, tuntutan pekerjaan bisa membuat orang tua super sibuk dan jarang bisa menghabiskan banyak waktu bersama anak. Bahkan sampai untuk mengasuhnya. Ada cara jitu supaya tumbuh kembang anak tetap terjaga, namun  dapur tetap bisa “ngebul“. Zaman memang sudah berbeda. Orang tua harus cerdas dengan selalu mempelajari ilmu parenting di era seperti saat ini, sehingga tahu bagaimana cara mendidik yang tepat. Sibuk bekerja bukan berarti orang tua harus menggadaikan kebersamaan dengan anak. Orang tua harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan aktivitas bersama anak. Biasanya, jika kedua orang tua sibuk bekerja, anak akan dititipkan ke kakek-nenek, saudara, pengasuh, atau ke tempat penitipan anak. Ada tips yang setidaknya bisa dilakukan orang tua untuk tetap mengasuh anaknya dengan baik. “Dipastikan dulu jika orang tua bekerja anak harus dititipkan kepada orang yang dipercaya. Kata kuncinya orang yang dapat dipercaya, entah kakek, nenek, saudara, pengasuh, atau tempat penitipan,” papar psikolog anak sekaligus Kaprodi Pendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Sebelas Maret UNS Anayanti Rahmawati. Sebelum memutuskan memilih orang yang dipercaya untuk mengasuh anak, pastikan juga pengasuh juga bisa diajak kerja sama. Seperti soal makanan, apa yang boleh, dan tidak boleh dimakan. “Pengasuh harus dapat diajak kerja sama. Misalnya sudah ada aturan anak tidak boleh makan permen. Nah, itu pengasuhnya juga harus bisa diajak kerja sama supaya anak tidak makan permen,” jelas Ana sapaan akrabnya. Kemudian, perlu disadari bahwa anak bukanlah barang, yang jika dititipkan akan diam saja. Sehingga, orang tua juga harus menjalin kedekatan dengan pengasuhnya. Jika orang tua dekat secara emosional dengan pengasuh, harapannya pengasuh juga akan dekat secara emosional dengan anak. “Anak ini bukan barang, yang dititipkan, bayar, dan selesai. Jelas tidak. Kedekatan dengan pengasuh harus dijalin. Anak kan kadang manis, atau kadang rewel, nah makanya perlu menjalin kedekatan emosional dengan pengasuhnya,” ungkap Ana. Selanjutnya, terkait kebutuhan, anak pasti butuh makan, popok, ganti baju, susu, dan lain sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan ini yang juga harus disiapkan oleh orang tua. “Kebutuhannya harus disertakan. Jangan hanya menitipkan anaknya saja. Misalnya bajunya basah, baju ganti, ya harus disediakan. Jangan hanya pasrah saja,” bebernya. Orang tua juga harus mengerti konsekuensi, anak yang diasuh oleh orang tuanya sepanjang hari dan anak yang diasuh oleh kakek, nenek, saudara, pengasuh dan tempat penitipan. Tetap ada efek atau dampak yang pasti akan timbul. “Tentunya, ada dampaknya. Ada positif dan negatifnya. Positifnya anak akan lebih mandiri. Misalnya mau mengambil sesuatu, diminta untuk mengambil sendiri oleh pengasuhnya. Karena segan, akhirnya anak ambil sendiri. Beda jika dengan diasuh orang tua, karena anak secara emosional dekat dengan orang tua, justru apa-apa minta ke orang tua. Anak tentunya jadi lebih manja,” bebernya. Kemudian, efek negatifnya, perhatian dan kedekatan dengan anak jadi kurang. Namun, ini bisa disiasati dengan setelah pulang kerja, orang tua bisa memberikan waktu dan perhatian sepenuhnya untuk anak. kwl/nik Reporter Iwan Kawul
Kakak memiliki 3 adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kakak dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kakak Nomina kata benda Saudara tuaKata sapaan kepada orang laki-laki atau perempuan yang dianggap lebih tuaSapaan kepada suami Kata Turunan Kakak BerkakakBerkakakanMengakak Gabungan Kata Kakak Terkakak-kakak Kesimpulan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata kakak adalah saudara tua. Arti lainnya dari kakak adalah kata sapaan kepada orang laki-laki atau perempuan yang dianggap lebih tua.
kata sapaan kepada saudara tua