kata arkais dalam hikayat si miskin
Hikayatmasih menggunakan bahasa arkais, bahasa arkais adalah bahasa yang umumnya digunakan pada masa lampau, yang pada masa kini banyak yang tidak memahami kata demi kata dari bahasa arkais ini, Contohnya syahdan, titah, uoeti, bejana dan sebarmula. Jenis-Jenis Hikayat Dibawah ini merupakan 2 jenis hikayat yang umum dipakai, atau biasa digunakan.
Katakata arkais yang ada dalam hikayat si miskin - 19664423 Rozyatul9138 Rozyatul9138 21.11.2018 B. Indonesia Sekolah Menengah Pertama terjawab Kata kata arkais yang ada dalam hikayat si miskin 1 Lihat jawaban Iklan Iklan SitiAlawiyahH SitiAlawiyahH 1) Laki bini = suami istri.
Contohteks hikayat yang pertama adalah hikayat si miskin. Jaman dahulu kata terdapat sebuah pasangan suami istri dan dikatakan mendapat kutukan miskin seumur hidup. Namun seiring perkembangan waktu maka suami istri ini dikaruniai anak laki-laki dan diberikan nama marakarma.
Sembahsegala raja-raja itu "Ya tuanku Syah Alam, orang melempar si Miskin tuanku". Maka titah baginda, "Suruh usir jauh-jauh!". Maka diusir oranglah akan si Miskin hingga sampailah ke tepi hutan. Maka orang banyak itupun kembalilah. Maka haripun malamlah. Maka bagindapun berangkatlah masuk ke dalam istanannya itu.
1 Tema. Tema dari cerita hikayat bunga kemuning ini adalah kesibukan orang tua mempengaruhi tumbuh kembang anak-anaknya. Seperti yang telah kamu baca di atas, anak-anak raja kekurangan kasih sayang karena sering ditinggal pergi. Akibatnya, mereka menjadi malas dan seenaknya sendiri. 2.
Kein Mann Will Mich Näher Kennenlernen. Uploaded byMuhammad Ramadhan 83% found this document useful 12 votes39K views1 pageDescriptionRingkasan Hikayat Si MiskinCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document83% found this document useful 12 votes39K views1 pageRingkasan Hikayat Si MiskinUploaded byMuhammad Ramadhan DescriptionRingkasan Hikayat Si MiskinFull descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Contoh Kata Arkais Dalam Hikayat dan Penjelasannya yang Benar – Kata arkais, setelah membacanya kamu mungkin merasa tidak familiar. Hal tersebut wajar mengingat saat ini memang hampir kebanyakan orang tidak mengetahui apa itu kata arkais. Nah, bagi kamu yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kata arkais, di bawah ini Mamikos akan berikan ulasan selengkapnya mengenai apa itu kata arkais dan contohnya. Selamat Menyimak! Apa yang Dimaksud dengan Kata Arkais dalam Hikayat?Daftar IsiApa yang Dimaksud dengan Kata Arkais dalam Hikayat?Bagaimana Contoh Kata Arkais dalam Hikayat?Daftar Contoh Kata Arkais dalam Hikayat Daftar Isi Apa yang Dimaksud dengan Kata Arkais dalam Hikayat? Bagaimana Contoh Kata Arkais dalam Hikayat? Daftar Contoh Kata Arkais dalam Hikayat Kamu mungkin memiliki banyak pertanyaan seputar kata arkais dalam benakmu. Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut Mamikos akan memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang apa itu kata arkais dalam hikayat. Seperti yang sudah Mamikos singgung sebelumnya, kata arkais merupakan sebuah kata yang sudah jarang atau bahkan tidak dipakai lagi oleh banyak orang. Hal ini sesuai dengan arti kata arkais secara etimologi, di mana kata ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Suatu masa yang lebih awal serta tidak digunakan lagi atau sebuah hal yang mempunyai ciri khas yang kuno/antik.” Kemudian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kata arkais diartikan sebagai suatu hal yang berhubungan dengan zaman dahulu serta berciri kuno atau tidak lazim dipakai lagi tentang kata. Berdasarkan definisi tersebut, kata arkais dapat dipahami sebagai sebuah kata di masa lalu yang saat ini sudah tidak digunakan lagi. Namun, biasanya kata ini muncul dalam cerita hikayat masa lampau. Bagaimana Contoh Kata Arkais dalam Hikayat? Setelah memahami apa itu kata arkais melalui ulasan singkat di atas, kamu juga mungkin penasaran dan ingin mengetahui bagaimana bentuk atau contoh kata arkais dalam hikayat. Sebenarnya, ada banyak sekali kata arkais yang biasa digunakan dalam cerita-cerita hikayat. Nah, untuk menjawab rasa penasaran kamu, di bawah ini Mamikos berikan daftar contoh kata arkais dalam hikayat yang dapat kamu ketahui! Daftar Contoh Kata Arkais dalam Hikayat Berikut adalah 166 contoh kata arkais dalam hikayat beserta artinya Kata Arkais yang Diawali Huruf A Abaimana = Kemaluan; Dubur Abid = Kekal; Abadi Abilah = Penyakit cacar Abnus = Kayu arang Abun-abun = Angan-angan Acik = Kakak perempuan; bibi Adicita = Ideologi Adiraja = Gelar raja tertinggi Ahkam = Hukum, undang-undang Aja = Gelar putri bangsawan Akil = Berakal; Cerdik; pandai Alamas = Intan Ambah = Pertukangan Anggara = Buas; liar Anju = 1. Percobaan hendak melangkah, melompat, dsb.; Ancang-ancang; 2. Maksud; tujuan. Kata Arkais yang Diawali Huruf B Bad = Angin Bagul = Menggendong; Mendukung Bahalan = Bengkak bernanah pada selangkangan Balabad = 1. Atas angin; 2. Angin darat; Angin pegunungan Banang = Besar pada jenisnya Bedegap = Kuat; Tegap Begu = Hantu hutan Belabas = Kain sutra berbenang emas Belangah = Terbuka lebar-lebar; Ternganga; Menganga Belu belai = 1. Banyak mulut; Cerewet 2. Kata-kata lembut dan manis Bembarap = Tandu untuk mengangkat orang Bengah = 1. Dalam keadaan duduk dengan menegakkan badan dan kepala; 2. Sombong; angkuh; Pongah Benyai = Terlalu lembek; Terlalu lunak seperti nasi yang terlalu banyak airnya Berenggil = Menonjol tersembul ke luar seperti mata kepiting, biji jambu monyet Berus/memberus = Sikat/Menyikat Bocok = Kelambu penutup buaian bayi Bokoh = Lemah; Lembik Bungar = Pertama kali keluar tentang telur, buah, bunga, dan sebagainya Buar= Suka menghamburkan uang; Boros; Royal Bungkas = Terjungkit pada ujungnya atau pada pangkalnya Boyas = Buncit; Gendut Bungsil = Putik nyiur; Mumbang Buntal = Gembung; Buncit Buldan = Negeri; Kota Bujut = Kusut benang, rambut, dan sebagainya Kata Arkais yang Diawali Huruf C Cabar = 1. Hilang dayanya; Tidak manjur tentang guna-guna dsb.; 2. Tawar otentang hati, keberanian 3. Kurang ingatan; Lalai; Lengah; 4. Kurang tidak hemat Cacil = Amat kecil jika dibandingkan dengan pasangannya atau yang lainnya Caduk mencaduk = Mengangkat atau menaikkan kepala, ujung belalai, dsb. Cagut mencagut = Memagut; Mencatuk; Mematik Caring mencaring= Melanggar hak Celapak mencelapaki = Mengangkangi Celih = Malas-malas; Segan-segan Celuk = Memasukkan tangan untuk mengambil sesuatu; 2. Mencopet; Mencuri Cempelik = Permainan judi dengan dua keping mata uang yang dilemparkan ke atas Cempera bercempera = Pecah belah; Berhamburan; Bercerai-berai Cempiang = Pendekar; Pagoan Cengis = Berbau sangat sangit Cerabih mencerabih = Bercakap-cakap tidak keruan; Banyak omong; Berseloroh Ceratai mencerataikan = Menceritakan mempercakapkan dengan ramai Cerling = Melihat ke sebelah kanan atau kiri; Menjeling; Mengerling Cerut = Mebelit mengikat dsb. erat-erat seperti ular besar membelit mangsanya Cetai bercetai-cetai = Robek panjang di beberapa tempat tentang kain dsb.; Cabik-cabik; Koyak-koyak; Cicik = Jijik Cilap = Kelip; Kedip Cogok tercogok = Tertegak; Terconggok Cola cala = Bercakap bercerita yang bukan-bukan; Beromong kosong; Membual Colang-caling = Tidak teratur; Tidak keruan; Comor = Kotor sekali Kata Arkais yang Diawali Huruf D, E, F, G, H, dan I Daduk mendaduk = Mengemis Damal = Maju perlahan-lahan tentang kapal Dangkar mendangkar = Menggulung Dawat = Tinta Dayus = Hina budi pekertinya Dedar = Berasa panas tentang badan Dedau = Berteriak menjerit nyaring-nyaring Demap = Rakus Derana = Tahan dan tabah menderita sesuatu tidak lekas patah hati, putus asa, dsb. Dergama = Fitnah Embal = Belum kering benar, lembab Empul = Terkatung-katung tidak dapat maju tentang perahu Erot mengerotkan = Memencongkan mulut Fusta = Perahu kapal Fusuk = Perbuatan yang menyimpang dari jalan yang benar menurut agama Gerbas-gerbus = Berbunyi berdesau-desau Geracak = Berbunyi seperti air menggelegak Giris = Ketakutan; Sangat takut Goak, bergoak-goak = Berteriak keras-keras, Berkoar-koar Gumbuk, menggumbuk = Membujuk Hamun = Caci maki yang sangat kasar; Sumpah serapah Hidu menghidu = Mencium bau, membaui Hembalang, berhembalang = Berguling-guling; Pontang-panting Ikhbar = Penyampaian berita, pengabaran Ili, mengili = Menyelamatkan diri ke tempat yang aman; Mengungsi Inca = Kacau Inca-binca = Kacau balau Incit = Enyahlah, pergilah Kata Arkais yang Diawali Huruf J dan K Jamadat = Benda padat yang tidak bernyawa, seperti batu, kayu Jampuk, menjampuk = Memotong menyela pembicaraan orang Jamung = Suluh yang dibuat dari daun nyiur kering ; Obor Jangak = Tidak senonoh tingkah lakunya, risau; Cabul Jangkih-mangkih = Tidak keruan atau tidak teratur; Terserak-serak; Jongkang-jangking Jelabak, terjelabak = Roboh; Runtuh Jelanak, menjelanak = Menyelinap menyuruk, merayap di bawah dedaunan dsb. Jelangak, menjelangak = Mendongak Jelau, menjelau = Menjenguk Jendera = Nyenyak tentang tidur; Lena Jengking, menjengking = Menungging Jerangkah = Bercabang-cabang Jujut, menjujut = Menarik tali dsb. Kabir, mengabir = Meraih, mengayuh dengan satu pengayuh Kadera = 1. Kursi; 2. Tandu; Usungan Kaftan = Baju Panjang Kalakian = Ketika itu; Lalu; Kemudian Kalar = Leher Baju Kanjal = Terhenti karena terhalang dsb. Karut, berkarut = Kusut; Kacau tidak keruan Karut-marut = 1. Kusut kacau tidak keruan; Rusuh dan bingung tentang pikiran, hati, dsb.; Banyak bohong dan dustanya tentang perkataan dsb.; 2. Berkerut-kerut tidak keruan tentang muka, wajah, dsb. Kasam = Dendam kesumat Katah, terkatah-katah = Terguling-guling; Terpelanting Kayai, mengayaikan = Menguatkan diri untuk berdiri Kecumik = Mulut yang bergerak-gerak tanpa mengeluarkan suara Kedau, mengedau = Berteriak minta tolong dsb. Kekas, mengekas = Mengais tentang ayam Kelambur = Berkerut-kerut; Kisut Keranta = Kutu yang tampak pada tubuh orang yang akan mati Keriau, berkeriau = Berteriak; Memekik-mekik Kesut, terkesut-kesut = Susah dan ketakutan Kincau, mengincau = Mengaduk; Mencampur Kinjat, terkinjat = Terloncat; Tersentak; Terperanjat Kipai, mengipaikan = Mengibas-ngibaskan ekor Kusat-mesat = Sangat kusut Kata Arkais yang Diawali Huruf L Lalak, melalak = Menyala; Terbakar; Meletup Lalang, melalang = Mengembara; Pergi ke mana-mana Larat = 1. Hanyut dan tidak menyangkut; 2. Bertambah jauh panjang, luas, mendalam, dsb. 3. Pergi jauh meninggalkan kampung halaman; 4. Sedih sekali; melantur-lantur 5. Iba; Terharu Langguk = Congkak; Sombong Langis = Habis binasa punah seluruhnya; Tumpas Lebas, melebas = Menyebat; Memukulkan rotan, cambuk, dsb. Lecah = Berlumpur; Tempat becek Lejar = Sangat penat; Sangat capai Lekam, melekam = Memegang erat-erat dengan telunjuk dan ibu jari Lelar, memperlelar = Memakai sesuatu berulang-ulang; Mengulang-ulang pekerjaan, perkataan, dsb. Lenggong, melenggong = Ternganga keheranan Lengkang = Menjadi lebar tentang cincin, gelang, kail, tangkai kacamata, dsb. Lerak = Rusak tercerai-cerat Letai = Lemah sekali; Tidak berdaya; Lesu Limbak, berlimbak-limbak = Bertimbun-timbun; Bertumpuk-tumpuk Lohok = Busuk sekali Lucah = Keji; Cabul; Hina sekali; Tidak sopan; Tidak senonoh Kata Arkais yang Diawali Huruf M, N, dan O Mahajana = Orang yang amat ternama; Orang besar; Masyarakat umum Maharana = Perang besar Mahardika 1. Berilmu cerdik, pandai, bijaksana; 2. Berbudi luhur; 3. Bersifat bangsawan Maherat = Pergi melarikan diri; Hilang Majal = Tumpul; Tidak tajam Majuh = Lahap, rakus Majun = Jamu atau obat kuat untuk laki-laki yang dibuat dari bermacam-macam ramuan yang membuat badan menjadi terasa hangat, sehat, kuat, dan bersemangat muda Makam = Tempat tinggal; Kediaman Manggah = Sesak nafas asma Muruah = Harga diri; Martabat Megak = 1. Pemberani; Tidak takut-takut; 2. Sangat angkuh Monyos = 1. Mendapat malu karena kalah dsb.; 2. Malu; Kemalu-maluan Mumbung = Sangat penuh isinya hingga melebihi ukuran tetapi tidak sampai melimpah Nahak, ternahak = Bangkit tentang perasaan, selera, dsb. Nasakh, menasakhkan = Menghapuskan; menghentikan Natang = Tingkap atau jendela kecil Natijah = Kesimpulan Nuraga = Simpati; Berbagi rasa Nyanyah, menyanyah = Selalu berkata yang bukan-bukan; Merepek Nyenyal = Tidak kerap, tidak padat, atau tidak rapi tentang anyaman, tenunan, jahitan; jarang Nyenyat = Sunyi senyap Obar = Kobar Ongah-angih = Goyah-goyah karena tidak kuat Penutup Nah, itulah dia beberapa contoh kata arkais dalam hikayat beserta penjelasannya yang benar. Bagaimana, apakah kamu sudah memahami dengan baik apa itu kata arkais dan contoh atau bentuknya dalam hikayat? Demikian ulasan yang bisa Mamikos sampaikan mengenai contoh-contoh kata arkais dalam hikayat beserta penjelasannya yang benar. Semoga semua informasi yang telah Mamikos berikan tersebut dapat bermanfaat untuk kamu, ya. Jika kamu tertarik untuk mengetahui informasi lainnya, jangan lupa untuk kunjungi blog kami Mamikos Info. Akan ada banyak sekali artikel-artikel menarik, bermanfaat, dan terupdate seputar kata arkais ataupun yang lainnya untuk kamu baca. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
perbandingan kata arkais dan kata populer. - Arkais adalah kosa kata lama atau kata yang sudah tidak lagi digunakan. Sekarang kita akan membahas perbandingan kata arkais dengan kata populer dan contohnya. Kata arkais identik dengan masa lampau dan masih digunakan pada karya sastra. Meski sudah jarang digunakan lagi, kosa kata ini masih sering digunakan dalam cerita hikayat atau cerita rakyat. Zaman dulu, kata arkais banyak digunakan dalam sebuah cerpen, novel hingga hikayat. Salah satunya adalah Hikayat si Miskin yang banyak menggunakan kata-kata arkais. Berikut perbandingan kata arkais dan kata populer 1. Anju = percobaan melangkah, melompat, ancang-ancang 2. Anggara = buas, liar. 3. Abun-Abun = angan-angan 4. Akil = berakal, pandai, cerdik Baca Juga Jelajah Kata Berdasar Teks Bacaan 'Anak-Anak Merapi', Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Tema 6 Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Struktur hikayat – Penjelasan lengkap mengenai struktur hikayat, apa itu teks hikayat, ciri-ciri, kaidah kebahasaan, dan juga contohnya akan kita bahas di artikel ini. Pada dasarnya, hikayat memang tidak begitu familiar bagi masyarakat Indonesia. Sebab, hikayat sendiri adalah prosa lama yang isi ceritanya disampaikan secara turun temurun. Hikayat seharusnya kita pelajari dengan baik, sebab didalamnya mengandung banyak pelajaran yang bisa dipetik. Teks hikayat merupakan salah satu cara penulisan sebuah teks yang harus kita pelajari. Sebab teks tersebut sangat cocok untuk menambah pengetahuan kita di bidang kepenulisan. Hikayat merupakan salah bentuk prosa lama, terlebih pada Bahasa Melayu yang berisi mengenai sebuah cerita, kisah, dan juga dongen. Biasanya, hikayat akan mengisahkan tentang keanehan, mukjizat, dan juga kesaktian dari tokoh utamanya. Suatu hikayat akan dibacakan sebagai sebuah hiburan, pelipur lara, dan juga untuk membangkitkan semangat berjuang. Pengertian hikayat sendiri adalah salah satu karya sastra lama yang mempunyai bentuk prosa yang didalamnya berisi mengenai kisah kehidupan keluarga istana, para kaum bangsawan dan juga orang-orang ternama yang memiliki kehebatan, kegagahan, kesaktian, ataupun kepahlawanan. Judul Hikayat Para Dermawan Selain itu, di dalam hikayat juga diceritakan tentang mukjizat, kekuatan, dan semua hal tentang keanehannya. Istilah hikayat berasal dari Bahasa Arab yaitu “haka” yang berarti “bercerita ataupun menceritakan”. Sementara fungsi dari hikayat yaitu sebagai pembangkit semangat juang, pelipur lara, dan juga untuk meramaikan sebuah pesat. Namun terkadang, hikayat itu mirip dengan sebuah cerita sejarah yang berisi mengenai berbagai hal yang tidak masuk akal dan dipenuhi dengan keajaiban. Hikayat tersebut mulai berkembang di masa Melayu klasik. Sehingga banyak kata-kata yang ada di dalamnya mengandung Bahasa Melayu klasik yang kadang kala sulit untuk bisa dimengerti. Sebagai sebuah catatan, hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat. Oleh sebab itu, alangkah lebih baik jika kita mengetahui apa itu cerita rakyat. Jadi, cerita rakyat atau berbagai cerita yang diceritakan secara lisan dan diwariskan turun temurun dalam satu wilayah ataupun negara tertentu. Ada berbagai macam cerita rakyat yang bisa kita pelajari. Akan tetapi, semuanya mempunyai kemiripan, yaitu pengarang dan penulisnya bersifat anonim atau tidak jelas siapa penulisnya. Lalu, cerita rakyat juga selalu disertai dengan tema yang terpengaruh oleh budaya yang ada di tempat tersebut dan latar dari suatu wilayah tertentu. Struktur Hikayat1. Abstraksi2. Orientasi3. Komplikasi4. Evaluasi5. Resolusi6. KodaCiri-ciri HikayatKaidah Kebahasaan Teks Hikayat1. Penggunaan Konjungsi2. Kata Arkais3. Gaya BahasaContoh Hikayat “Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang”Buku TerkaitMateri Terkait Fisika Sumber Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa teks hikayat merupakan karya lama yang berisi mengenai cerita berbagai mukjizat, kesaktian, dan juga kehebatan. Teks hikayat pada dasarnya selalu diisi dengan berbagai macam unsur seperti plot, penokohan, sudut pandang, dan juga tema. Sastra Indonesia sendiri memiliki peran yang besar dalam melahirkan berbagai macam karya sastra yang banyak bermunculan sampai sekarang dan salah satunya adalah hikayat. Teks hikayat merupakan suatu teks yang dibuat dalam bentuk prosa. Sebab, dalam penulisannya, ada variasi ritme dan pada jenis teks ini hampir sama dengan puisi. Pada dasarnya, teks hikayat berisi mengenai cerita tentang kehebatan yang dimiliki oleh salah satu tokoh. Pada teks tersebut umumnya menceritakan berbagai macam keajaiban yang hadir di dalamnya. Jika kamu ingin memahami lebih dalam mengenai hikayat, alangkah lebih baik jika kita memahami dahulu tentang struktur hikayat. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya. 1. Abstraksi Abstraksi yang ada di dalam teks hikayat berisi mengenai sebuah inti cerita yang nantinya akan dikembangkan menjadi berbagai macam peristiwa. Pada umumnya, abstraksi sering disebut sebagai gambaran yang ada di dalam cerita. Di dalam cerita hikayat, penyusunan abstraksi diperbolehkan untuk tidak menggunakan abstraksi. Namun perlu dipahami bahwa abstraksi menjadi sebuah permulaan yang sangat penting dalam membangun sebuah cerita hikayat yang baik. 2. Orientasi Orientasi adalah salah satu struktur bagian yang ada di dalam teks hikayat yang berisikan mengenai keterangan waktu, suasana, dan tempat yang ada di dalam cerita tersebut. Suasana yang terjadi di dalam sebuah cerita biasanya akan disusun dengan sangat dramatis. Sehingga diharapkan para pembaca akan ikut merasakan dan terbawa oleh suasana yang sama. Umumnya, cerita hikayat tidak akan pernah berubah meski diceritakan secara turun temurun. 3. Komplikasi Pada struktur teks hikayat ini, komplikasi berisikan mengenai urutan dalam berbagai peristiwa yang dihubungkan sesuai dengan sebab dan akibat. Di dalam komplikasi, ada berbagai macam konflik yang mulai dihadirkan dan konflik tersebut akan terjadi secara terus menerus. Selain itu, di dalam komplikasi juga akan diperoleh karakter yang ada di satu tokoh dengan berbagai macam keistimewaan. 4. Evaluasi Di dalam bagian evaluasi, berbagai macam konflik mulai memperoleh berbagai resolusi dan juga penyelesaian yang dilakukan oleh peran tokoh yang sangat sentral. Evaluasi dapat membuat teks seakan mendekati akhir cerita ataupun akhir dari teks tersebut. Pada bagian evaluasi ini sangat penting, sebab kerap memuat berbagai macam poin yang berguna untuk kehidupan manusia pada umumnya. 5. Resolusi Perlu dipahami bahwa resolusi menjadi bagian dari teks hikayat yang berisi mengenai berbagai macam solusi dari suatu masalah yang dialami oleh tokoh atau karakter yang ada di dalam cerita. Biasanya resolusi akan ditampilkan dari pemikiran pribadi penulisnya. Di bagian resolusi yang disajikan oleh penulisnya ini, bisa menjadi pilihan untuk digunakan atau ditiru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 6. Koda Koda adalah bagian akhir dari penulisan teks hikayat. Pada bagian ini, kita bisa sebut dengan kesimpulan. Dalam struktur koda, ada berbagai nilai dan juga hikmah yang bisa kita ambil dari sebuah teks serta berbagai hikmah yang sangat bermanfaat untuk para pembacanya. Dari sinilah poin-poin penting sebuah cerita bisa diperoleh pembaca. Karakteristik Teks Hikayat Hikayat adalah salah satu jenis teks narasi yang memuat cerita yang cukup berbeda dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, hikayat mempunyai karakteristik yang kuat untuk membedakannya dengan jenis cerita lain. Judul Hikayat Majapahit Menurut Tim Kemdikbud, karakteristik dari teks hikayat adalah sebagai berikut. a. Kemustahilan Itu artinya, di dalam teks hikayat ada banyak sekali hal yang tidak bisa dinalar dengan logika atau tidak logis. Hal it meliputi, segi bahasanya ataupun cerita. Misalnya, bayi yang lahir dengan disertai oleh pedang dan panah, atau seorang putri yang keluar dari dalam gendang. b. Kesaktian Itu artinya, tokoh di dalam teks hikayat mempunyai kesaktian yang tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa. Seperti halnya merubah wujud mereka menjadi hewan, bisa menghilangkan bangunan dengan satu jentikan jari, dan lain sebagainya. c. Anonim Itu artinya, tidak diketahui pasti siapa yang menulis dan siapa orang pertama yang menceritakan cerita hikayat. Sebab, hikayat sendiri diceritakan secara lisan dan turun temurun. d. Istana Sentris Itu artinya, cerita hikayat selalu bertema dan berlatar tempat di sebuah kerajaan. Ciri-ciri Hikayat Berdasarkan berbagai penjelasan dan juga pendapat yang ada di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa ciri-ciri hikayat juga bisa meliputi beberapa poin yang ada di bawah ini. 1. Teks hikayat biasanya mencerminkan realitas kehidupan yang dialami rakyat setempat. 2. Umumnya, berbagai hal yang diceritakan oleh pengarang akan disampaikan dengan jalan meriwayatkan, mendongeng, dan menceritakan. Jenis karangan tersebut biasanya disebut dengan narasi. 3. Dilandasi oleh adanya unsur cerita ataupun dongen, oleh karena itu, hikayat terkesan fiksi dan rekaan. 4. Hikayat biasanya bermotifkan kesaktian dan keajaiban. 5. Isi yang dikandung di dalam hikayat biasanya mengungkap kehidupan tokoh besar seperti raja-raja dan keluarganya, seseorang yang memiliki kesaktian, pahlawan, dan seseorang yang berpengaruh pada masyarakat luas. Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat Sumber Google Jika dilihat dari segi bahasa, hikayat mempunyai ciri khusus, yaitu memakai Bahasa Melayu klasik yang ditandai dengan adanya penggunaan banyak kata penghubung dan juga kata-kata arkais. Berikut ini adalah beberapa kaidah kebahasaan yang ada di dalam teks hikayat. 1. Penggunaan Konjungsi Konjungsi atau kata hubung umumnya banyak digunakan di dalam sebuah teks hikayat. Penggunaan konjungsi biasanya berada di awal kalimat. Dengan adanya kata penghubung, maka teks tersebut menjadi lebih menarik. Di mana setiap kalimat ataupun kata dapat terhubung dengan baik. Misalnya saja konjungsi yang banyak digunakan untuk teks hikayat adalah serta, dan, maka, dan lainnya. 2. Kata Arkais Kata arkais merupakan sebuah kata yang banyak digunakan pada zaman dulu. Namun perlu dipahami bahwa kata arkais cenderung lebih sulit untuk dimengerti di zaman sekarang ini. Sebab, kata arkais umumnya digunakan untuk awalan pada berbagai istilah. Penggunaan kata arkais kerap dijumpai dalam kaidah teks hikayat. Dengan menggunakan kata arkais, para pembaca dapat mengetahui berbagai macam kosakata yang cukup populer di zaman dahulu. 3. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk memanfaatkan kekayaan bahasa dengan tujuan untuk memperluas karya sastra. Di dalam teks hikayat, penggunaan gaya bahasa akan sangat sering kita temukan. Dengan adanya gaya bahasa, maka sebuah teks akan menjadi lebih menarik dan variatif. Para pembaca juga akan merasa lebih senang dengan berbagai macam gaya bahasa yang digunakan oleh penulis di dalam suatu kaidah teks hikayat. Contoh Hikayat “Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang” Sumber Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyebrang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, “Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?” Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, “Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya.” Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, “Untunglah sekali ini!” Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, “Tuan hamba seberangkan apalah hamba kedua ini.” Maka kata Bedawi itu, “Sebagaimana hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam.” Maka kata orang tua itu kepada istrinya, ”Pergilah diri dahulu.” Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, ”Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan.” Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata oleh si Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, ”Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambil, hamba jadikan istri hamba.” Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu. Maka kata perempuan itu kepadanya,”Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu.” Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu. Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, ”Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.” Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu airnya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutinya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu. Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Istri siapa perempuan ini?” Maka kata Bedawi itu, ”Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba.” Maka kata orang tua itu, ”Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.” Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, ”Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?” Maka kata perempuan celaka itu, ”Si Panjang inilah suami hamba.” Maka pikirlah Masyhudulhakk, ”Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu. Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, ”Si Panjang itulah suami hamba.” Maka kata Masyhudulhakk, ”Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?” Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkan perempuan itu istrimu?” Maka kata Bedawi itu, ”Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya.” Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, ”Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?” Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, ”Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benarnya?” Maka kata orang tua itu, ”Daripada mula awalnya.” Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya. Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu. Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu. Demikian ulasan mengenai struktur hikayat. Grameds bisa mendapatkan buku-buku terkait hikayat dan kebahasaan lainnya di Sebagai SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk-produk terbaik untuk Grameds. Penulis Siti Badriyah Baca juga ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
kata arkais dalam hikayat si miskin